This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Guru ngaji panggilan Gading Serpong, BSD, Islamic Village, Alam Sutera dll

Apabila anda membutuhkan tenaga pengajar atau pendamping untuk mengajari anak, saudara, keluarga dan yang lainnya, untuk belajar membaca Al-Qur'an dan ilmu-ilmu agama yang lainnya. Kami siap datang dan mendampingi belajar keluarga anda dari mulai mengenal huruf Arab sampai fasih membaca Al-Qur'an.

Untuk wilayahnya di sekitar Gading Serpong, BSD, Alam sutera, Islamic village dan sekitarnya. Waktu bisa disesuaikan dengan keinginan (by request). Silahkan hubungi di No.telp 081288340527 atau 08561143931 bisa juga via WhatsApp.

Mari kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga kita jangan sampai tidak mengerti ilmu Agama karena itu hukumnya wajib. Jangan sampai menyesal dikemudian hari karena kita tidak bisa membaca Al-Qur'an.

Rahman Ya Rahman lirik dan terjemah

رَحْمٰنْ يَا رَحْمٰنْ
Dzat yang maha pengasih, wahai Dzat yang maha pengasih


رَحْمٰنْ يَا رَحْمٰنْ  * سَاعِدْنِيْ يَا رَحْمٰنْ
Dzat yang maha pengasih, wahai Dzat yang maha pengasih, Berilah pertolongan kepadaku, wahai Dzat Yang Maha Penyayang!
اِشْرَحْ صَدْرِيْ قُرْآنْ * اِمْلَأْ قَلْبِي قُرْآنْ
Lapangkan dada ini dengan Alquran Penuhi hati ini dengan  Alquran
وَاسْقِى حَيَاتِي قُرْآنْ  x٢
Sirami hidup ini dengan Al-Qur’an .
رَحْمٰنْ رَحْمٰنْ  * سَاعِدْنِيْ يَا رَحْمٰنْ
Dzat yang maha pengasih, wahai Dzat yang maha pengasih, Berilah pertolongan kepadaku, wahai Dzat Yang Maha Penyayang!
اِشْرَحْ صَدْرِيْ قُرْآنْ * اِمْلَأْ قَلْبِي قُرْآنْ
Lapangkan dada ini dengan Al-Qur’an. Penuhi hati ini dengan  Alquran
وَاسْقِى حَيَاتِي قُرْآنْ
Sirami hidup ini dengan Al-Qur’an .

لِلّٰهْ لِلّٰهْ يَهْفُوْ أَمَلِيْ لِلّٰهْ  *  وَلِحِفْظِ كِتَابِ اللّٰهْ
Hanya karena Allah, hanya karena Allah, begitu mendalam keinginanku bisakah aku mempelajari Al-Qur’an
مِنْ أَوّلِ بِاسْم ِ اللّٰهْ  *  لِلْخَتْمِ وَلِلرِّضْوَانْ
Dimulai dengan “Bismillah…” sampai akhir (Al-Qur’an) dan mendapat ridla

يَا نُوْرْ يَا نُوْرْ  * يَا مــُـحْكَمُ يَا تَنْزِيْلْ
Wahai Cahaya, wahai cahaya, wahai yang dijadikan hukum, wahai yang diturunkan
لِمُحَمَّدٍ عَنْ جِبْرِيْلْ  * مِنْ رَبِّ الْعَرْشِ دَلِيْلْ
kepada Muhammad (Saw), melalui Jibril  dari tuhan penguasa ‘arsy, yang sebagai petunjuk
لِلْعَالَمِ وَالْإِنْسَانْ
bagi semesta alam dan manusia
تَكْبِيْرْ تَكْبِيْرْ  * لِلحاَفِظ وَهُوَ صَغِيْرْ
bertakbirlah…..bertakbirlah untuk itu orang yang telah menjaga Alquran, sedari kecil
وَضَـّاءُ الْعَيْنِ قَرِيْرْ   *  يَحْمِلُ فَجْرًا لِيــُـنِيْرْ
Dia adalah penerang mata yang tetap, membawa fajar sebagai poros cahaya
بِتِلاَوَتِهِ اْلأَكْوَانْ
Dengan bacaan Alqurannya alam semesta
اَللّٰهْ اَللّٰهْ اللَّهُمّ اجْمَعْنَا * بِكِتَابِكَ وَ انْفَعْنَا
Wahai Allah, wahai Allah, kumpulkanlah kami dengan kitab-Mu, dan dan berilah kami manfaat akannya.
وَاجْعَلْهُ لَنَا حِصْنًا * وَهُدًى أَبَدًا وَأَمَانْ
Jadikanlah ia sebagai benteng/pertahanan, petunjuk selamanya dan keamanan
اَللّٰهْ اَللّٰهْ اللَّهُمّ اجْمَعْنَا * بِكِتَابِكَ وَ انْفَعْنَا
Wahai Allah, wahai Allah, kumpulkanlah kami dengan kitab-Mu, dan dan berilah kami manfaat akannya.
وَاجْعَلْهُ لَنَا حِصْنًا * وَهُدًى أَبَدًا وَأَمَانْ
Jadikanlah ia sebagai benteng/pertahanan, petunjuk selamanya dan keamanan

Nissa sabyan baca quran Surat Adh-Dhuha dan terjemahan


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
وَالضُّحَى

Wadh-dhuha

وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى

Wallaili idzaa saja
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى

Maa wadda'aka rabbuka wamaa qala

وَلَلآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الأولَى

Walal-aakhiratu khairun laka minal aula

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى

Walasaufa yu'thiika rabbuka fatardha 

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَى

Alam yajidka yatiiman fa-aawa

وَوَجَدَكَ ضَالا فَهَدَى

Wawajadaka dhaaalan fahada

وَوَجَدَكَ عَائِلا فَأَغْنَى

Wawajadaka 'aa-ilaa fa-aghna

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلا تَقْهَرْ

Fa-ammaal yatiima falaa taqhar

وَأَمَّا السَّائِلَ فَلا تَنْهَرْ

Wa-ammaassaa-ila falaa tanhar

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Wa-ammaa bini'mati rabbika fahaddits

Terjemah

Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
Dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu
Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya (*) kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan
Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang
Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya
Dan terhadap ni'mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan

Lirik dan terjemah sholawat adfaita alal husnil abqo

اَضْفَيْتَ


اَضْفَيْتَ عَلَى الْحُسْنِ الْعَبْقَا
فَالْوَرْدُ تَضَوَّعَ واعْتَنَقَا
حَسِّنْ يَارَبُّ لَنَا الخُلُقَا
طَهِرْهُ فَلَايَحْوَى نَزَقَا

Adhfaita `alal khusnil `aqba
Falwardu tadhawwa `awa a`tanaqa
Hasin ya rabbulana khulqa
Thahirhu falaa nahwa nazaqa

وَاجْعَلْهُ يُقَلِّدُ فِى حَبْرٍ
لِلْهَادِ فِى حُسْنِ لالخُلُقَا
حَسِّنْ يَارَبُّ لَنَا الخُلُقَا
فَالْعَبْدُ بِاَخُلَاقٍ سَبَقَا

Waj`alhu yuqallidu fii habri
Lilhaadi fii husnil khuluqaa
Hasin ya rabbulana khuluqa
Fal`abdu biakhulaqin sabaqaa

فِى جَنَّةِخُلْدِ مَّقْعَدُهُ
فِى قُرْبِكَ أَحْمَدُمُلْتَحِقَا
مَن كَانَ لَهُ خُلُقٌ حَسَنٌ
سَيَكُوْنُ الْاَقْرَبَ فِى الرُّفَقَا

Fii Jannati Khuldim maq`aduhu
Fii qurbika ahmadu multahiqaa
Man kaana lahu khuluqun hasanun
Sayakuunal aqraba fiir rufaqaa

كَمْ اَثْنَى اللهُ عَلَى خُلْقٍ
فِى اَحْمَدَ اَصْدَ قِ مَنْ صَدَقَ
قَدْاَدَّبَ رَبِي مُرْسَلهُ
هُوَاَكْرَمْ مَنْ رَبِّي خَلَقَ

Kam atsnallahu `ala khulqin
Fii ahmada ashdaqi man shadaqa
Qad addaba rabbii mursalahu
Huwa akram man rabbi khalaqa

هُوَرَحْمَةُاُمَّتِهِ اَبَدًا
وَسِرَاجُ انُّوْرِ قَدِئتَلَقَا
خُلُقُ الْقُرْاَنِ شَمِيْلَتُهُ
فَضْلُ الرَّمْمَنُ بَهِ رُزِقَا

Huwa rahmatu ummatihi abadan
Wasiraa junnuuri qad italaqa
Khuluqul qur’ani syamiilatahu
Fadhlu rammanu bahi ruziqa


Terjemahan Kedalam Bahasa Indonesia :


Anda berada dalam posisi kekuatan yang indah
Seperti bunga yang mekar membuka keharumannya
Oh Allah jadikan akhlak kami lebih baik
Lebih suci bersih tanpa sifat ketidakbijaksanaan


dan jadikan kesabaran kami seperti apa yang dicontohkan Nabi Muhammad
Oh Allah jadikanlah akhlak kami lebih baik
Maka kami menjadi hamba yang sukses
Dengan akhlak yang baik


Di surga yang kekal
Dekat denganmu Wahai Allah,  Nabi Muhammad di sana
Dan yang memiliki akhlak baik
Akan menjadi yang terdekat dengannya di surga




Berulang kali Allah memuji akhlak Nabi Muhammad yang terpercaya
Pada Ahmad, saya yakin akan kebenaran
Allah telah mengirim utusannya
Dia adalah makhluk yang paling baik akhlaknya yang diciptakan oleh Allah


Beliau memiliki sifat penyayang pada umatnya, selamanya
Dan beliau adalah sinar yang bersinar indah pada umat manusia
Akhlak sempurnanya adalah akhlak Al-quran
Yang dihadiahkan padanya dari Allah sang Maha Pengasih

Haul Akbar Ulama dan Pejuang Tangerang

Padang bulan yang di lantunkan oleh Habib Luthfi bin Yahya di acara haul akbar yang diselenggarakan oleh NU, GP Ansor, dan Banser Kabupaten Tangerang bertempat di Pemda Tigaraksa pada tanggal 10 September 2018.
Acara tersebut dihadiri oleh para Ulama, TNI, Polri, dan warga masyarakat Kabupaten Tangerang.

Simak videonya



MENCINTAI DENGAN SEDERHANA



 Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...

"mah...mah'... Selamat Ulang Tahun..." bisik seraut wajah tampan tepat di hadapanku. "Hmm..." aku yang sedang lelap hanya memicingkan mata dan tidur kembali setelah menunggu sekian detik tak ada kata-kata lain yang terlontar dari bibir suamiku. Malam ini usiaku dua puluh lima tahun. Ulang tahun ketiga sejak pernikahan kami. Nothing special. Sejak bangun aku cuma diam, kecewa. Tak ada kado, tak ada black forest mini, tak ada setangkai mawar seperti mimpiku tadi. Setelah itu kuraih lengan suamiku, dan selalu ia mengecup kening, pipi, terakhir bibirku. Setelah itu diam. Tiba-tiba hari ini aku merasa bukan apa-apa, padahal ini hari istimewaku. Orang yang aku harapkan akan memperlakukanku seperti putri hari ini cuma memandangku. Aku memejamkan mata, menghibur diri, dan mengucapkan. Happy Birthday to Me... Happy Birthday to Me.... Bisik hatiku perih. Tiba-tiba aku terisak. Entah mengapa. Aku sedih di hari ulang tahunku. Kini aku sudah menikah dan sudah mempunyai buah hati. Terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih dari ini. Aku berhak punya suami yang mapan, yang bisa mengantarku ke mana- mana dengan kendaraan. Bisa membelikan blackforest, bisa mengajakku menginap di sebuah resor di malam dan hari ulang tahunku. Sampai kapan aku mesti bersabar. "Mah... mamah kenapa?" tanya suamiku dengan nada bingung dan khawatir. Aku menggeleng dengan mata terpejam. Lalu membuka mata. Matanya tepat menancap di mataku. Di tangannya tergenggam sebuah bungkusan warna merah jambu. Ada tatapan rasa bersalah dan malu di matanya. Sementara bungkusan itu enggan disodorkannya kepadaku. "Selamat ulang tahun ya Mah..." bisiknya lirih. "Sebenernya aku mau bangunin kamu dari tadi, dan ngasih kado ini... tapi kamu capek banget ya? Ucapnya takut-takut. Aku mencoba tersenyum. Dia menyodorkan bungkusan manis merah jambu itu. Dari mana dia belajar membukus kado seperti ini? Batinku sedikit terhibur. Aku buka perlahan bungkusnya sambil menatap lekat matanya. Ada air yang menggenang. "Maaf ya mah, ayah cuma bisa ngasih ini. Nnnng... Nggak bagus ya mah?" ucapnya terbata. Matanya dihujamkan ke lantai. Kubuka secarik kartu kecil putih manis dengan bunga pink warna favoritku. Sebuah mukena berwarna pink bergambar bunga-bunga kecil mengajakku tersenyum. Segala kesahku akan sedikitnya nafkah yang diberikannya menguap entah ke mana. Tiba-tiba aku malu, betapa tak bersyukurnya aku. "Jelek ya mah’? Maaf ya mah'... ayah nggak bisa ngasih apa-apa.... Ayah belum bisa nafkahin kamu sepenuhnya. Maafin ayah ya mah'..." desahnya. Aku tahu dia harus rela mengirit jatah makan siangnya untuk hadiah ini. Kupeluk dia dan tangisku meledak di pelukannya. Aku rasakan tetesan air matanya juga membasahi pundakku. Kuhadapkan wajahnya di hadapanku. Masih dalam tunduk, air matanya mengalir. Rabbi... mengapa sepicik itu pikiranku? Yang menilai sesuatu dari materi? Sementara besarnya karuniamu masih aku pertanyakan. "Yah...' lihat aku...," pintaku padanya. Ia menatapku lekat. Aku melihat telaga bening di matanya. Sejuk dan menenteramkan. Aku tahu ia begitu menyayangi aku, tapi keterbatasan dirinya menyeret dayanya untuk membahagiakan aku. Tercekat aku menatap pancaran kasih dan ketulusan itu. "Tahu nggak... ayah ngasih mamah banyaaaak banget," bisikku di antara isakan. "Kamu ngasih aku seorang suami yang sayang sama istrinya, yang perhatian. Kamu ngasih aku kesempatan untuk meraih surga-Nya. Kamu ngasih aku dede'," senyumku sambil mengelus anakku yang sudah tertidur di sampingku. "Kamu ngasih aku sebuah keluarga yang sayang sama aku, bisikku dalam cekat. Ia tertawa kemudian tangisnya semakin kencang di pelukanku. Rabbii... mungkin Engkau belum memberikan kami karunia yang nampak dilihat mata, tapi rasa ini, dan rasa-rasa yang pernah aku alami bersama suamiku tak dapat aku samakan dengan mimpi-mimpiku akan sebuah rumah pribadi, kendaraan pribadi, jabatan suami yang oke, fasilitas-fasilitas. Harta yang hanya terasa dalam hitungan waktu dunia. Mengapa aku masih bertanya. Mengapa keberadaan dia di sisiku masih aku nafikan nilainya. Akan aku nilai apa ketulusannya atas apa saja yang ia berikan untukku? Hanya dengan keluhan? Teringat lagi puisi pemberiannya saat kami baru menikah... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...

SOAL KUDETA, BELAJARLAH DARI GUS DUR

Gus Dur

Saat terjadi kudeta Mesir, aktivis Ikhwanul Muslimin turun jalan. Muhammad Mursi, presiden dari kubu mereka, didongkel jenderalnya sendiri, Assisi. Mereka melawan. Tentara memberangus gerakan politik islamis ini. Para pemimpin IM tak mau menyerah, mereka menyuarakan perlawanan. Banyak aktivis menjadi martir.

Di Turki, Erdogan nyaris didongkel. Pelakunya? Faksi kecil militer. Dari tempat liburannya, sang presiden menyuarakan perlawanan. Pendukungnya bergerak. Arus bawah menguat. Kudeta akhirnya gagal.

Di Indonesia, 2001, Gus Dur versus parlemen. Dengan halus dan piawai, para politisi mempreteli kekuasaan Gus Dur. Mega dan Amien Rais melakukan manuver politik yang bsia disebut sebagai kudeta halus. Sebagian politisi NU menyuarakan perlawanan, sebagian kecil bahkan membentuk front "perjuangan". Mereka siap mempertahankan Gus Dur di kursi kekuasaan dengan taruhan nyawanya. Pamswakarsa, milisi sipil tak bersenjata api yang disokong militer dan (kabarnya) didanai politisi, mulai terlibat bentrok dengan pendukung GD, setelah dua tahun sebelumnya baku hantam dengan mahasiswa.

Suara perlawanan terus dikumandangkan. Basis-basis nahdliyyin menggelegak, dibangkitkan dengan narasi terdzolimi. Di tengah kondisi yang memanas ini, bagaimana reaksi Gus Dur sebagai RI-1 yang didukung jutaan massanya? Apakah dia menggelorakan perlawanan dengan menggerakkan pendukungnya? Tidak.

Dengan berkaos dan bercelana pendek, di teras istana negara, ia menyapa para pendukungnya yang sudah siap mati untuknya. Ini penampilannya yang paling eksentrik. Presiden yang menanggalkan simbol kebesarannya dengan hanya mengenakan baju rakyat: kaos dan celana pendek. Bisa saja Gus Dur menggunakan pakaian kebesarannya dan simbol-simbol tertentu untuk menyentuh aspek sentimentil-emosional pendukungnya. Tapi tidak, dia tidak melakukannya. Dengan tertatih-tatih, Gus Dur mengangkat tangan, melambaikan telapak, dan meminta pendukungnya pulang. Pulang? Ya, pulang. Tak ada orasi perlawanan, tak ada narasi sebagai pihak yang dizalimi, juga tak ada glorifikasi jabatan melalui penggunaan jargon-jargon agama.

Para pendukungnya, yang datang dari berbagai daerah, menangis. Bukan karena melihat Gus Dur sebagai pihak yang dizalimi, tapi tangis haru melihat upaya sang tokoh menghindari bentrok sesama anak negeri. Bukankah ini cara Gus Dur mengimplementasikan Ukhuwah Wathaniyah alias persaudaraan tanah air? Elegan, bukan?

"Tak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian," kata Gus Dur suatu ketika. Karena sejak awal sudah memandang sebuah jabatan sebagai sesuatu yang tidak istimewa, maka Gus Dur pun tak lantas melakukan glorifikasi dan mistifikasi atas sebuah jabatan.

Tak percaya? Silahkan cermati komentar Gus Dur di sebuah perbincangan ini, "Saya jadi presiden itu cuma MODAL DENGKUL. Itupun dengkulnya Amien Rais."

WAllahu A'lam

Oleh: Rijal Mumazziq Z.
FP: Dukung NU mendirikan TV NU Nusantara